Pentingnya Memperhatikan Safety atau Keamanan di Area Kerja Pelabuhan

Dalam dunia industri pelabuhan, keselamatan dan keamanan kerja (safety) bukan sekadar formalitas atau kewajiban administratif semata, melainkan suatu prinsip dasar yang menentukan keberlangsungan dan integritas operasional pelabuhan. Area kerja pelabuhan adalah salah satu lingkungan kerja paling kompleks dan berisiko tinggi, di mana interaksi antara manusia, alat berat, cuaca ekstrem, dan lalu lintas laut terjadi secara simultan dan intensif.

Oleh karena itu, pemahaman yang menyeluruh dan implementasi yang konsisten terhadap prinsip-prinsip keselamatan kerja sangatlah penting. Tidak hanya untuk mencegah kecelakaan kerja dan kerugian aset, tetapi juga sebagai bentuk perlindungan terhadap nilai paling berharga dalam setiap kegiatan operasional: sumber daya manusia.

1. Karakteristik Area Kerja Pelabuhan

Area pelabuhan memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan lingkungan kerja lainnya. Beberapa faktor yang menjadi penentu risiko tinggi di pelabuhan antara lain:

  • Lalu lintas alat berat dan kendaraan operasional, seperti excavator, wheel loader, greder, forklift, crane gantry, truk kontainer, dan lain-lain.
  • Operasi bongkar muat kontainer dan barang curah, yang menuntut presisi tinggi dan koordinasi antar tim.
  • Lingkungan terbuka yang terpapar cuaca ekstrem, termasuk angin kencang, hujan deras, atau suhu tinggi.
  • Interaksi langsung dengan perairan, yang menimbulkan risiko tenggelam, terpeleset, atau terjatuh ke laut.
  • Penggunaan peralatan mekanis dan kelistrikan, yang dapat menyebabkan ledakan, kebakaran, atau sengatan listrik bila tidak dikelola dengan baik.

Kombinasi elemen-elemen ini menjadikan pelabuhan sebagai zona kerja yang sangat menantang dan membutuhkan perhatian ekstra dalam hal penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

2. Konsekuensi Jika Safety Diabaikan

Mengabaikan aspek keselamatan dalam operasional pelabuhan dapat menimbulkan dampak yang sangat serius, di antaranya:

a. Kecelakaan Kerja

Kecelakaan seperti jatuh dari ketinggian, tertimpa muatan, tersengat listrik, atau tergilas alat berat menjadi ancaman nyata jika SOP tidak dijalankan dengan ketat.

b. Kerugian Finansial

Setiap insiden kecelakaan akan berujung pada kerugian material, biaya pengobatan, kerusakan alat, bahkan gugatan hukum dari pihak korban atau keluarganya.

c. Gangguan Operasional

Kecelakaan dapat mengganggu jalannya proses bongkar muat, keterlambatan pengiriman barang, dan bahkan bisa menyebabkan penghentian operasional secara sementara.

d. Turunnya Reputasi Perusahaan

Dalam era keterbukaan informasi, insiden di area kerja dengan cepat tersebar ke publik. Reputasi perusahaan sebagai operator pelabuhan profesional akan terancam bila dianggap tidak memiliki kepedulian terhadap keselamatan kerja.

3. Prinsip-Prinsip Keselamatan Kerja di Area Pelabuhan

Dalam upaya membangun budaya kerja yang aman dan produktif, terdapat sejumlah prinsip keselamatan yang harus menjadi standar dalam setiap aktivitas operasional di pelabuhan:

a. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko (Hazard Identification and Risk Assessment / HIRA)

Sebelum memulai suatu pekerjaan, penting dilakukan identifikasi potensi bahaya dan analisis risiko untuk menetapkan tindakan pencegahan yang sesuai.

b. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Pekerja wajib menggunakan APD seperti helm, rompi reflektif, sepatu safety, sarung tangan, dan kacamata pelindung sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.

c. Pelatihan dan Sosialisasi

Pekerja dan petugas operasional harus mendapatkan pelatihan K3 secara rutin, termasuk simulasi penanganan darurat dan pelatihan pemadaman kebakaran.

d. Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP)

Setiap proses kerja harus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan secara baku untuk menjamin keseragaman tindakan dan menghindari improvisasi yang berisiko.

e. Inspeksi Rutin dan Pemeliharaan Peralatan

Alat berat, crane, kendaraan pelabuhan, serta fasilitas dermaga harus diperiksa secara berkala untuk memastikan fungsi optimal dan mencegah kerusakan yang tidak terdeteksi.

4. Peran Manajemen dalam Budaya Safety

Keselamatan kerja bukan hanya tanggung jawab petugas lapangan, tetapi juga tanggung jawab manajemen di semua level. Manajemen memiliki peran krusial dalam menumbuhkan budaya safety melalui:

a. Kepemimpinan yang Peduli terhadap K3

Manajemen puncak harus memberikan contoh nyata dalam penerapan K3 dan mendukung setiap inisiatif perbaikan keselamatan.

b. Alokasi Anggaran yang Memadai

Investasi dalam peralatan safety, pelatihan, sistem monitoring, serta fasilitas pendukung keselamatan tidak boleh dianggap sebagai beban, tetapi sebagai bentuk proteksi jangka panjang.

c. Evaluasi dan Audit Internal

Melakukan evaluasi berkala atas pelaksanaan sistem keselamatan, termasuk audit internal dan peninjauan ulang SOP sesuai perkembangan teknologi dan kebutuhan lapangan.

d. Pelaporan dan Penanganan Insiden

Mendorong budaya pelaporan tanpa rasa takut (no blame culture) terhadap insiden, near miss, atau pelanggaran prosedur sebagai dasar perbaikan berkelanjutan.

Peran Bosowa Bandar Indonesia dalam Mendorong Keselamatan Kerja

Sebagai Badan Usaha Pelabuhan yang PRIMA (Profesional, Responsif, Inovatif, Melayani & Amanah) serta berkomitmen tinggi terhadap kualitas layanan, Bosowa Bandar Indonesia senantiasa menjadikan keselamatan kerja sebagai prioritas utama.

Langkah-langkah yang telah diterapkan oleh Bosowa Bandar Indonesia antara lain:

  • Menyusun SOP operasional pelabuhan berbasis risiko.
  • Melaksanakan pelatihan.
  • Menyediakan APD lengkap.
  • Melakukan inspeksi alat dan dermaga secara periodik.
  • Mengintegrasikan teknologi informasi dalam pengawasan operasional.

Keselamatan dan keamanan kerja di area pelabuhan bukanlah pilihan, melainkan sebuah keharusan. Dalam dunia logistik modern yang dituntut serba cepat dan presisi, human error dan kelalaian sekecil apa pun dapat berdampak besar bagi keseluruhan rantai pasok.

Maka dari itu, mari kita jadikan keselamatan sebagai budaya, bukan sekadar kewajiban. Setiap pekerja yang pulang ke rumah dengan selamat adalah indikator keberhasilan sebuah pelabuhan. Dan setiap kecelakaan yang dapat dicegah adalah bentuk penghormatan tertinggi terhadap nilai kehidupan.

Bosowa Bandar Indonesia berkomitmen untuk terus memperkuat sistem keselamatan kerja dan mendorong terciptanya lingkungan pelabuhan yang aman, nyaman, dan produktif bagi semua pihak.

Kami siap menjadi mitra layanan armada Anda!

Hubungi kami

✉️: bosowa.bandar@bosowa.co.id

📞: 0823.5205.9054

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *